Kuliah Pakar Prodi Magister dan Doktor PPPM UNS Hadirkan Pemateri dari IBA Karachi, Pakistan

Kuliah Pakar Prodi Magister dan Doktor PPPM UNS Hadirkan Pemateri dari IBA Karachi, Pakistan

UNS — Program Studi (Prodi) Magister dan Doktor Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat (PPPM) Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kuliah tamu pada Rabu (22/6/2022). Acara ini bertajuk “The Conjuntion of People Health and Environmental Changes: Learning Through History”. Berlangsung secara hybrid, kuliah tamu bertempat di Ruang Sidang Lantai 6 Gedung Sekolah Pasca Sarjana UNS. Selain itu, kuliah tamu turut disiarkan melalui secara daring melalui Zoom Cloud Meeting.

Dr. Abdul Haque Chang menjadi dosen tamu pada acara ini. Ia menjabat sebagai assistant professor of anthropology School of Economics and Social Science, Institute of Business Administration (IBA) Karachi, Pakistan. Pada kesempatan ini, Dr. Chang dimoderatori oleh Haryani Saptaningtyas, S.P., M.Sc., Ph.D.

Kepala Prodi Magister PPPM UNS, Dr. Dwiningtyas Padmaningrum, S.P., M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan ini sebagai pemenuhan indikator kinerja utama, yakni menjalin kerja sama dengan pakar. Kuliah tamu ini juga menjadi upaya untuk mengakselerasi dan mengimplementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ia pun menuturkan, kuliah tamu menjadi buah dari kerja sama internasional yang telah terjalin.

“Dengan demikian akan bisa mendorong program studi untuk lebih bisa berdiri sebagai bagian dari entitas nasional maupun global dan siap beradaptasi dengan perubahan di dunia global serta dunia kerja,” tutur Dr. Dwiningtyas.

Topik kuliah tamu diambil dari fenomena pandemi yang banyak mengubah tatanan kehidupan. Hal tersebut juga dibarengi dengan adanya perubahan dari sisi masyarakat maupun lingkungan. Para akademisi UNS, khususnya dari Prodi PPPM, memiliki tantangan untuk menyumbang pemikiran serta tindakan mengenai cara beradaptasi dengan lingkungan yang kian berubah.

Dr. Chang membahas metode etnografi dalam mempelajari perspektif geografi. Di dalam studi hubungan antara lingkungan dengan kesehatan, penting bagi periset untuk melakukan studi etnografi. Metode ini dilakukan dengan cara ikut menjadi bagian dari masyarakat, yaitu hidup dan tinggal bersama. Etnografi mendorong periset untuk merasakan sendiri perubahan lingkungan yang terjadi. Maka dari itu, periset akan turut merasakan apa yang masyarakat rasakan terkait desain pembangunan masyarakat dari pemangku kebijakan.

Dr. Chang turut menyebut definisi kesehatan tidak melulu soal penyakit. Melalui sudut pandangnya, ia menjelaskan kesehatan juga berhubungan dengan keturunan, lingkungan, serta gaya hidup. Perubahan lingkungan juga dijelaskan dalam kapasitas yang lebih luas. Tidak hanya sekadar kerusakan lingkungan ataupun polusi. Determinisme lingkungan menegaskan bahwa fitur geografis fisik seperti iklim dan medan memberikan pengaruh yang kuat dengan tanpa perantara pada kehidupan manusia.

“Efek kesehatan dari gangguan ini meliputi peningkatan penyakit pernapasan dan kardiovaskular, cedera dan kematian dini terkait dengan peristiwa cuaca ekstrim, perubahan prevalensi dan distribusi geografis makanan dan penyakit yang ditularkan melalui air dan penyakit menular lainnya, dan ancaman terhadap kesehatan mental,” terang Dr. Chang.

Bukan hal yang mudah dalam merumuskan relasi antara lingkungan dan kesehatan manusia, menurut Dr. Chang. Kedua subjek tersebut perlu juga dihubungkan dengan dimensi-dimensi yang lainnya. Beberapa dimensi yang Dr. Chang paparkan adalah globalisasi, mobilitas, dan push and pull factor. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content