Prodi Pendidikan S-1 Geografi FKIP UNS Gelar Workshop Identifikasi Wilayah Rawan Bencana

UNS — Program Studi (Prodi) S-1 Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Workshop Pengabdian Masyarakat bertajuk “Peningkatan Kapasitas Guru MGMP IPS SMP Kotamadya Surakarta dalam Mengidentifikasi Persebaran Wilayah Rawan Bencana Melalui Aplikasi Kebencanaan pada Materi Bencana Alam”, bertempat di Gedung C FKIP UNS, pada 6-8 April 2021.

Workshop tersebut terselenggara berkat kerja sama yang dijalin dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tingkat SMP Kota Surakarta.

Jalannnya workshop turut dihadiri oleh perwakilan Kepala Program Studi S-1 Pendidikan Geografi FKIP UNS, Dr. Sugiyanto, dan Ketua MGMP IPS SMP Kota Surakarta, Samsul Hadi, M.Pd.

Materi pertama disampaikan oleh Seno Budi Ajar, M.Si dengan tajuk “Mengenal Aplikasi BMKG dan Magma Indonesia”. Topik tersebut diangkat sebab ia menilai karakteristik dan situasi wilayah yang menjadi tempat tinggal manusia pasti akan berubah secara dinamis. Tetapi, tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan secara signifikan.

“Bencana tidak hanya faktor alam saja tetapi juga budaya manusia dapat mempengaruhi ada atau tidaknya bencana. Manusia perlu berpartisipasi untuk beradaptasi dari perubahan lingkungan atau dampak dari perubahan lingkungan itu yaitu bencana,” ujar Seno Budi Ajar, M.Si.

Seno Budi Ajar, M.Si menerangkan, ada tiga bentuk partisipasi masyarakat dalam memitigasi bencana alam di Indonesia, yaitu prabencana, saat bencana, dan pascabencana.

Dalam hal ini, ia mengatakan kepada para guru Mata Pelajaran (Mapel) IPS SMP Kota Surakarta jika aplikasi BMKG dan Magma Indonesia dapat digunakan untuk memperoleh informasi terkait kebencanaan vulkanik, tektonik, dan meteorologi yang dapat dijadikan pembelajaran bagi pelajar SMP.

Menyambung pemaparan materi dari Seno Budi Ajar, M.Si, pembicara lainnya Lintang Ronggowulan, M.Pd, menyampaikan materinya bertajuk “Mengenal Aplikasi inaRisk”.

Ia menjelaskan inaRisk merupakan aplikasi buatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Isinya adalah informasi tingkat berbahaya suatu wilayah dan dilengkapi dengan rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasinya secara partisipatif.

“InaRisk dikembangkan dengan berevolusi untuk memenuhi kekebutuhan pembaharuan data, informasi, dan metodologi yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat,” terang Lintang.

Ia mengharapkan dengan aplikasi tersebut, masyarakat secara aktif dapat mawas terhadap wilayah tempat tinggalnnya. Sehingga, cita-cita untuk mewujudkan Indonesia tangguh terhadap bencana dapat terwujud. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content