Search
Close this search box.

Seminar Nasional Prodi S-3 PBI FKIP UNS Bahas Pembelajaran Bahasa Pascapandemi

UNS — Program Studi (Prodi) doktoral (S-3) Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar seminar nasional. Kegiatan ini mengusung tema Inovasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Pascapandemi bagi Guru dan Dosen Bahasa Indonesia. Pelaksanaan seminar nasional bertempat di Aula Lantai 3 Gedung G FKIP UNS, Sabtu (25/6/2022).

Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Program Studi doktoral (S-3) PBI FKIP UNS, Prof. Dr. Andayani, M.Pd. Prof. Andayani mengatakan bahwa pengadaan acara ini sekaligus untuk meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU) UNS.

“Selain itu, saya juga berharap melalui seminar ini peserta dapat menyerap materi tentang inovasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia pascapandemi yang dilatarbelakangi dengan adanya fenomena learning loss. Serta nantinya melalui paparan kedua narasumber akan memberikan solusi mengenai fenomena learning loss tadi,” ucap Prof. Andayani dalam sambutannya.

Sebagaimana yang diungkapkan Prof. Andayani, seusai acara seminar nasional, bagi mahasiswa S-1 dapat termotivasi untuk studi lanjut ke S-2. Begitupula dengan mahasiswa S-2 dapat termotivasi untuk melanjutkan studi S-3. Serta mahasiswa S-3 semoga dapat mengambil intisari dari penjelasan para narasumber yang dihadirkan.

Prof. Andayani juga berpesan bagi calon guru, atau yang saat ini sudah menjadi guru khususnya dalam bidang bahasa Indonesia untuk tetap menjaga kualitas pembelajaran. Tetap mempertahankan kualitas pembelajaran yang baik.

“Juga senantiasa melakukan inovasi model pembelajaran yang mutakhir. Meski, bisa saja menggunakan model pembelajaran tradisional, tetapi penerapannya tidak boleh 100 persen. Saya melihat, model pembelajaran yang mutakhir diharapkan dapat menjadi solusi pembelajaran di pascapandemi,” terang Prof. Andayani.

Dalam seminar nasional ini turut menghadirkan 2 narasumber. Narasumber pertama dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Dr. Uswatun Hasanah, M.Pd. Dr. Uswatun memaparkan materi tentang Inovasi Pembelajaran Pascapandemi di Jawa Tengah.

“Terjadinya learning loss bukan karena pandemi Covid-19. Namun, hadirnya pandemi Covid-19 yang memperparah learning loss yang sudah terjadi. Oleh karenanya, untuk mengatasi learning loss yang terjadi dalam pembelajaran bahasa salah satunya dapat menerapkan pembelajaran berbasis tugas,” ujar Dr. Uswatun dalam paparannya.

Adapun pembelajaran berbasis tugas yang dimaksud Dr. Uswatun harus memiliki empat karakteristik utama. Pertama, makna dari bahasa yang diekspresikan itu penting dan menjadi prioritas. Kedua, memiliki tujuan yang harus dicapai dari tugas yang diberikan. Ketiga, rancangan kegiatan belajar atas tugas yang diberikan harus bisa dievaluasi hasilnya. Keempat, rancangan kegiatan belajar harus berhubungan dengan kegiatan kesehatan atau fungsi komunikasi dalam kehidupan nyata.

“Pemberian tugas harus mengkomunikasikan informasi untuk membuat keputusan, menyelesaikan masalah, dan mencapai hasil. Mereka harus akurat dan komprehensif dalam berkomunikasi. Suatu tugas dianggap selesai jika ada keputusan, masalah diselesaikan, dan hasil dicapai. Tugas pemecahan masalah, misalnya, dapat berasal dari pembelajaran daring atau panduan bentuk lain yang didaringkan,” jelas Dr. Uswatun.

Sementara itu narasumber kedua dari Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd. Dr. Aninditya memaparkan tentang Case Method dan Problem Based Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pascapandemi.

“Tiga aktivitas belajar dalam case method meliputi aktivitas individu dengan membaca referensi, kemudian aktivitas dalam kelompok berupa analisis kasus dengan presentasi secara indvidu dalam kelompok, serta diskusi kelas yakni mempresentasikan hasil diskusi kelompok,” tutup Dr. Aninditya. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Editor: Dwi Hastuti

Scroll to Top
Skip to content