Search
Close this search box.

Workshop NEEW Bahas Penelitian Tindakan dalam Membangun Budaya Multiliterasi

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar workshop nasional, National English Education Workshop (NEEW) bertema “Membangun Budaya Multiliterasi melalui Penelitian Tindakan”, Selasa (31/5/2016). Workshop yang digelar sebagai bagian dari tugas para mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris ini menghadirkan pembicara Handoyo Puji Widodo (Politeknik Negeri Jember) yang memiliki perhatian terhadap kajian English Language Curriculum and Materials Development Methodology serta Nur Arifah Drajati (UNS)—dewan pengurus TEFLIN, Teacher Development Division. TEFLIN sendiri merupakan kepanjangan dari The Association of Teachers of English as Foreign Language in Indonesia.

Handoyo menekankan bahwa dibutiuhkan proses negosiasi dari masing-masing partisipan dalam penelitian tindakan.
Handoyo menekankan bahwa dibutiuhkan proses negosiasi dari masing-masing partisipan dalam penelitian tindakan.

Bertempat di Aula UPT Pelayanan dan Pengembangan Bahasa (P2B) UNS, Handoyo menjelaskan literasi merupakan konstruksi dan rekonstruksi pengetahuan, sikap-nilai, keterampilan, dan pengalaman. Manusia dibekali dengan multiliterasi yang sejalan dengan partisipasinya dalam komunitas sosial yang beragam. Komunitas menurut Handoyo diartikan sebagai wadah manusia berinteraksi dalam rangka pertukaran pengalaman, produk dan jasa, serta aktivitas sosial lainnya dengan tujuan yang beragam. Dalam konteks bahasa, alat literasi diwujudkan dalam beragam cara seperti bahasa verbal, bahasa visual, bahasa gerak, dan bahasa tubuh/isyarat.

Handoyo melanjutkan, penelitian tindakan merupakan salah bentuk belajar melalui partisipasi sosial yang disertai dengan refleksi. Setiap tindakan yang dilakukan bertujuan untuk merubah perspektif, aktivitas sosial, dan kondisi sosial. Konstruk penelitian tindakan mencakup perubahan, partisipasi atau emansipasi, agensi individu maupun kolektif, tindakan, negosiasi, kolaborasi, dan refleksi. “Dibutuhkan peran aktif dalam proses negosiasi dari masing-masing partisipan penelitian tindakan,” Handoyo menekankan.

Sementara itu, Nur Arifah Drajati yang juga pengajar di Lab School berbagi pengalaman pembelajaran multiliterasi di tempat ia mengajar. Nur Arifah melalui foto-foto yang ditampilkan menunjukkan cara mengajar yang berbeda dengan guru pada umumnya, yakni mengajak para siswa untuk membaca dan membuat karya sendiri. Kaitannya dengan penelitian tindakan, Arifah menyebut, guru harus bisa berkolaborasi dengan siswa.[] (anna.red.uns.ac.id)

Scroll to Top
Skip to content