Peringati Hari Tani Nasional, Alumnus dan Mahasiswa FP UNS Menginisiasi Gerakan #SatuHariJadiPetani

Peringati Hari Tani Nasional, Alumnus dan Mahasiswa FP UNS Menginisisasi Gerakan #SatuHariJadiPetani

UNS — Sejumlah mahasiswa dan alumnus dari Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menginisiasi program #SatuHariJadiPetani yang lahir dari kolaborasi antara Agrowakaf, Studio Tani, dan SocioFarm. Program dilaksanakan di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karangnyar pada Minggu (26/9/2021).

Wahyu Budi selaku Sekretaris Desa Berjo sekaligus alumnus FP UNS, dalam sambutannya, menuturkan bahwa program ini bertujuan meningkatkan kepedulian terhadap perjuangan petani dengan menggunakan momentum Hari Tani Nasional yang jatuh setiap tanggal 24 September. Wahyu turut mengenalkan Salman Dzulfikar sebagai pendiri SocioFarm dan Ardi Wardianto sebagai pendiri Agrowakaf, keduanya adalah mahasiswa UNS.

Dengan menerapkan protokol kesehatan, pada acara tersebut, peserta yang hadir berjumlah 80 orang dari masyarakat umum. Mereka dibekali dengan materi pembuatan pupuk organik dari sampah dapur, lengkap dengan cara pemakaiannya di polybag, sesaat sebelum terjun langsung mempraktikkannya di lahan. Ir. Joko Sutrisno selaku pemateri, menganjurkan para hadirin untuk beralih ke hal-hal yang organik.

“Kita telah banyak mengonsumsi bahan kimia yang ada di bahan pangan, sudah saatnya beralih ke organik,” terang Ir. Joko.

Meski cuaca mendung disertai gerimis, hal ini tidak membuat peserta yang hadir terhalangi untuk belajar menanam dan memanen, serta merasakan kehidupan petani. Peserta berkesempatan mempraktikkan penanaman dengan dua metode, yakni metode dengan media polybag dan langsung di lahan. Adapun, benih yang telah disiapkan yakni loncang, cabai, terong, dan sawi.

Peringati Hari Tani Nasional, Alumnus dan Mahasiswa FP UNS Menginisisasi Gerakan #SatuHariJadiPetani

Peserta juga diberi kupon belanja pada lahan tani siap panen yang telah disiapkan oleh panitia. Peserta digilir untuk mengunjungi lahan tomat, cabai, loncang, dan sawi. Setibanya di lahan, peserta diharuskan membantu pekerjaan petani karena di lahan sudah masanya panen, maka peserta membantu petani untuk memanen. Ngirim, istilah dalam bahasa Jawa yang memiliki arti mengantarkan makanan ke lahan, juga dihadirkan agar peserta merasakan makan dengan duduk bersama di lahan tanpa alas dan atap. Kegiatan ditutup dengan mancakrida. Humas UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content