Mahasiswa Agribisnis UNS Ambil Peran dalam Program Riset Kemanusiaan di Kabupaten Gunungkidul

Mahasiswa Agribisnis UNS Ambil Peran dalam Program Riset Kemanusiaan di Kabupaten Gunungkidul

UNS — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta terjunkan tim riset guna meneliti kawasan karst di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Program riset keilmuan ini digagas dengan skema kegiatan kemanusiaan yang dahulu diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI). Kegiatan ini pun turut mendukung suksesnya Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di lingkungan UNS.

Diketuai Dr. Ernoiz Antriyandarti, tim ini melibatkan 8 mahasiswa Program Studi (Prodi) S-1 Agribisnis Fakultas Pertanian (FP) dan 1 mahasiswa Magister Agribisnis Pascasarjana UNS. Tim peneliti terdiri dari Agustono, M.Si, ahli ekologi dari FP UNS dan Dr. Hijrah Saputra, pakar gempa dan geofisika Universitas Airlangga (Unair). Tim peneliti UNS turut bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kapanewon Girisubo, Gunungkidul. Kegiatan ini juga didukung penuh oleh Kapanewon Kecamatan Girisubo sebagai sentra lokasi kegiatan riset kemanusiaan.

Kelangkaan air sebagai kendala utama pembangunan ekonomi kawasan karst di Gunungkidul menjadi hal yang disoroti dalam kegiatan ini. Permasalahan tersebut merembet pada kurang suburnya kondisi alam sehingga berdampak pada aktivitas pertanian dan peternakan. Ditambah Kawasan ini masuk dalam daerah rawan bencana alam.

Tim peneliti UNS mencermati perlu adanya intervensi, strategi, rekayasa, dan terobosan untuk mengatasi berbagai tingkat kerentanan dengan memperkuat resiliensi masyarakat karst. Langkah ini diambil dengan tidak mengesampingkan kelestarian ekosistem dan ekologi sosial dalam pembangunan pedesaan. Bentang alam karst memiliki ekosistem yang mudah rusak, sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan.

Terdapat beberapa tujuan dari Program Riset Kemanusiaan Penanggulangan Bencana Kekeringan dan Gempabumi di Kawasan Karst Kabupaten Gunungkidul. Beberapa tujuan diantaranya adalah menerapkan sistem irigasi tetes untuk mengatasi kekeringan di lahan pertanian, memetakan distribusi titik-titik lokasi rawan bencana alam kekeringan dan gempa bumi, membuat kerangka acuan kerja mitigasi bencana alam kekeringan dan gempa bumi, pendampingan dan edukasi mitigasi bencana, serta merumuskan rekomendasi kebijakan pengelolaan bencana kekeringan dan gempa bumi dengan pendekatan kultural, ekonomi, spasial dan ekologi.

Mahasiswa UNS juga turut ambil peran dalam menyusun beberapa program pendukung dan berkoordinasi dengan masyarakat mitra. Pada akhirnya, program ini mempersiapkan mahasiswa menjadi calon-calon peneliti yang handal.

“Kegiatan ini sangat membuka wawasan kami mengenai gambaran pembangunan terutama pada bidang pertanian di lahan kering yang akan diwujudkan oleh Kapanewon Girisubo dan bagaimana melakukan mitigasi bencana kekeringan dan gempa bumi,” papar Rifa’i, mahasiswa anggota tim peneliti UNS, Rabu (16/2/2022).

Rochen yang juga menjadi anggota tim peneliti mengaku mendapat pengalaman langsung dalam menganalisis curah hujan disana.

“Curah hujan adalah faktor utama yang mengendalikan proses siklus hidrologi di dalam suatu daerah aliran sungai. Terjadinya hujan harus ada prakondisi tertentu dari unsur data iklim yang tercakup di dalam bagian ilmu klimatologi. Pengelolaan sumber daya air membutuhkan data dan informasi hidrologi,” imbuh Rochen. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content