Gelar Kuliah Tamu, URDC Labo UNS Bahas Konsep TOD dalam Pembangunan Wilayah

Gelar Kuliah Tamu, URDC Labo UNS Bahas Konsep TOD dalam Pembangunan Wilayah

UNS — Urban Rural Design and Conservation Laboratory (URDC Labo) Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan kuliah tamu. Kegiatan ini mengangkat tema “Konsep Perancangan Transit Oriented Development (TOD)’. TOD merupakan kawasan yang terpusat campuran yang terinteregasi dengan moda transportasi dengan radius kawasan 400—800 meter dari pusat transportasi.

URDC FT menghadirkan dua narasumber dalam kuliah tamu ini. Mereka adalah Dr. Dyah Titisari Widyastuti, S.T., MUDD., dosen Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan FT Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Seno Pranata, TOD dan Business Development Group Head PT. Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).

Dalam materi yang disampaikan pada Rabu (6/4/2022), Dr. Dyah Titisari Widyastuti mengulas mengenai perancangan kawasan TOD. TOD dikembangkan dalam rangka untuk mengatasi permasalahan kemacetan melalui pengintegrasian sistem jaringan transportasi massal. Selain itu, TOD juga bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sekaligus mendorong orang untuk berjalan kaki dan menggunakan kendaraan umum.

“Mobilitas perkotaan merupakan dampak dari interaksi antara aktivitas lahan atau demand dengan ketersediaan sistem transportasi atau supply untuk memanajemen keseimbangan yang efisien antara kedua hal tersebut. Ketika kita merencanakan TOD selalu ada kaitannya dengan jaringan transportasi atau aksesibilitas. Memadukan antara transportasi dan fisik spasial kawasan menjadi satu ini yang dipegang dalam pemahaman TOD,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa dalam mendesain kawasan harus pula mendesain pola pergerakan pada wilayah tersebut agar keduanya saling terhubung.

“Jadi kalau keduanya tidak terhubung, belum bisa dikatakan sebagai kawasan TOD. Intinya bagaimana kita mengondisikan satu aksesibilitas dalam pergerakan,” imbuhnya.

Sementara itu, Seno Pranata menyampaikan materi tentang integrasi transportasi publik sebagai pemicu transformasi ruang kota. Ia menjelaskan bahwa terdapat 8 prinsip dalam TOD. 

“Pertama, konektivitas karena dengan adanya stasiun atau sarana angkutan umum massal akan meningkatkan konektivitas kawasan. Lalu, densify atau pemadatan yang sesuai. Selanjutnya walk dan cycle, terciptanya kawasan ramah pejalan kaki dan pesepeda. Dengan begitu akan tercipta kawasan campuran yang kompak. Kemudian, shift dan transit, ini akan mengubah budaya transportasi antar moda yang awalnya kendaraan pribadi menjadi angkutan publik,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa keuntungan dari kawasan TOD ini yaitu dapat mengurangi perjalanan menggunakan kendaraan pribadi, kemacetan yang mengakibatkan polusi udara, kemudahan aksesibilitas. Selain itu juga peluang karena meningkatnya densitas dan kehidupan yang kompak. “Menarik lagi adalah expended mobility choices sehingga dengan adanya TOD integrasi antar moda, kereta, bus, mikrotrans yang berujung dengan sepeda dan jalan kaki sebenarnya memberikan pilihan dalam memilih moda transportasi,” terangnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content