Hadiri Pertemuan MRPTNI di UNS, Presiden RI: Perguruan Tinggi Harus Memfasilitasi Mahasiswa untuk Mengembangkan Talentanya

Hadiri Pertemuan MRPTNI di UNS, Presiden RI: Perguruan Tinggi Harus Memfasilitasi Mahasiswa untuk Mengembangkan Talentanya

UNS — Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) meminta perguruan tinggi negeri untuk tidak membatasi kemampuan para mahasiswanya. Sebab, pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 lalu, telah mendorong perubahan teknologi secara besar-besaran.

Pesan tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) yang digelar di Aula Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Senin (13/9/2021).

Presiden Jokowi juga mengatakan, pandemi Covid-19 mengakibatkan situasi dan kondisi menjadi serba tidak pasti. Sehingga, mahasiswa sebagai generasi muda bangsa dituntut untuk adaptif dan inovatif dalam menyesuaikan diri dengan tren teknologi terkini.

“Perguruan tinggi harus memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talentanya dan merubah pola-pola lama yang memang sudah saatnya untuk kita tinggal. Jangan mahasiswa itu dipagari oleh terlalu banyak program program studi di fakultas. Sudah berkali-kali saya sampaikan dan akan saya ulang terus,” ujar Presiden Jokowi.

Secara tegas, Presiden Jokowi mendorong agar perguruan tinggi memberikan kesempatan bagi para mahasiswanya untuk mempelajari ilmu yang berada di luar program studi atau jurusannya.

Presiden Jokowi menilai selama mahasiswa duduk di bangku perkuliahan, suatu saat mereka pasti akan merasakan ketidakcocokan dengan program studi atau jurusan yang diambil. Presiden Jokowi ingin mahasiswa dapat berkarier sesuai talentanya masing-masing.

“Pilihan program studi, jurusan, dan fakultas tidak selalu berdasarkan pada talenta dan ketidakcocokan itu keadaannya terasa saat kuliah. Kita tahu orang bisa berkarier yang jauh dari ilmu di ijazahnya. Yang sering saya berikan untuk contoh itu Budi Gunadi Sadikin. Di ITB Teknik Fisika Nuklir, tapi kerjanya di bank. Nyatanya juga bisa melesat sampai menduduki Puncak Direktur Utama Bank Mandiri hingga Menteri Kesehatan,” ucap Presiden Jokowi.

Oleh sebab itu, para rektor perguruan tinggi negeri yang mengikuti jalannya acara secara luring dan daring, diminta oleh Presiden Jokowi agar memberikan kemerdekaan belajar bagi para mahasiswanya.

Sebab, di masa depan, mahasiswa yang sudah lulus dari bangku kuliah diprediksi akan banyak yang menjadi praktisi. Presiden Jokowi berharap mahasiswa bisa memanfaatkan kemerdekaan belajar untuk mempelajari ilmu di luar program studi dan kampusnya, terutama soal teknologi dan bahasa.

“Perubahan yang betul-betul kita tidak duga dan dipercepat lagi oleh karena ada pandemi ini yang semua secepatnya kita harus masuk ke transisi dan mulai beradaptasi dengan hal seperti ini. Harus disiapkan untuk siap belajar kembali lagi,” tandas Presiden Jokowi.

Tanggung Jawab Rektor Tidak Hanya Mendidik Mahasiswa di Dalam Kampus

Selama memberikan sambutan di hadapan para rektor perguruan tinggi negeri, Presiden Jokowi mengutarakan apabila tugas sebagai rektor tidak hanya mendidik mahasiswa di dalam kampus.

Namun, rektor juga bertanggung jawab untuk mendidik mahasiswa di luar kampus. Presiden Jokowi tidak ingin rektor hanya memberikan ilmu di dalam ruang perkuliahan saja, apalagi membiasakan mahasiswa dengan aktivitas yang monoton.

“Kita harus ngomong apa adanya harian saja berubah kok. Semester ini diajarkan nanti semester berikut yang kita ajarkan mungkin sudah usang. Jangan dibiarkan untuk belajar yang rutinitas sehari-hari. Yang monoton hati-hati ini dan tidak berani mencoba hal yang baru karena kita bisa belajar sekarang di mana saja,” imbuhnya.

Presiden Jokowi secara tegas juga mendorong para rektor di perguruan tinggi negeri untuk melahirkan mahasiswa yang unggul dan utuh. Presiden Jokowi tidak ingin perilaku mahasiswa di dalam dan di luar kampus berbeda.

“Tugas universitas adalah mencetak dan melahirkan mahasiswa yang unggul dan utuh, sehat jasmani, sehat rohani, budi pekertinya baik, sisi kebangsaanya juga. Di luar kampus jadi pecandu narkoba, buat apa? Kalau kita tidak bisa mendidik (mahasiswa). Di dalam kampus diajarkan Pancasila kebangsaan, di luar kampus ada yang jadi ekstrimis garis keras. Untuk apa? Jadi, yang terakhir tanggung jawab rektor itu di dalam kampus dan juga di luar kampus,” pungkas Presiden Jokowi.

Kunjungan Presiden Jokowi ke UNS merupakan agenda terakhir dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Jawa Tengah.

Kehadiran Jokowi di Aula FK UNS, turut didampingi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI Nadiem Makarim, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

Saat tiba, Presiden Jokowi disambut langsung oleh Ketua MRPTNI yang juga Rektor UNS Prof. Jamal Wiwoho dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI Prof. Muhadjir Effendy. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content