Semarakkan Ramadan 1443 H, PAI UNS Menggelar Tarawih Keliling

Semarakkan Ramadan 1443 H, PAI UNS Menggelar Tarawih Keliling

UNS — Dalam rangka menyemarakkan Ramadan 1443 H, Pembina Agama Islam (PAI) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Tarawih Keliling (Tarling). Tarling sebelumnya bertempat di Gedung UNS Tower Ki Hadjar Dewantara, kali ini Tarling bertempat di Masjid Rahmi Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Jumat (15/4/2022).

Tarling tersebut dihadiri oleh Dekan FK UNS, Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K) serta sivitas akademika UNS lainnya. Setelah melaksanakan salat Isya dan tarawih berjamaah dilanjutkan kajian dengan tajuk Sehat dan Bahagia dengan Puasa: Kajian Medis dan Neurosains yang disampaikan oleh Nanang Wiyono, dr, M.Kes., Dosen FK UNS.

“Alhamdulillah di bulan Ramadan ini, UNS mendapatkan banyak keberkahan. Salah satunya, beberapa Program Studi (Prodi) dari Fakultas yang ada di UNS sudah terakreditasi Internasional. Ini menunjukkan bahwa janji Allah tidak pernah mengingkari,” ujar Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. dalam sambutannya.

Prof. Jamal menyampaikan bahwa penghargaan yang kian diperoleh UNS ini karena rasa syukur yang tiada hentinya di bulan Ramadan. “Saya berharap semoga akan selalu ada nikmat-nikmat lain yang diberikan oleh Allah kepada kita, karena saya yakin semua orang di sini Insyaallah adalah orang-orang yang pandai bersyukur,” tambahnya.

Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan oleh Prof. Jamal kepada sivitas akademika FK UNS yang telah membantu mempersiapkan Tarling hingga berjalan dengan lancar dan hikmat. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Reviono dan jajarannya yang telah mempersiapkan acara ini. Begitu juga dengan kajiannya sangat bermanfaat, sehingga kita mengetahui puasa adalah bagian dari hidup yang sehat dan bahagia,” tutur Prof. Jamal.

Semarakkan Ramadan 1443 H, PAI UNS Menggelar Tarawih Keliling

Memasuki penyampaian kajian, Nanang Wiyono menyampaikan bahwa agama Islam adalah yang diturunkan Allah SWT kepada manusia, sebagai panduan agar manusia hidup bahagia di dunia maupun akhirat. “Mengenai syariat Islam, Insyaallah sudah kita laksanakan. Mulai dari salat, zikir, sedekah, puasa, menolong sesama dan sebagainya,” ucapnya.

Melihat dari sejarahnya, puasa ini sudah ada sejak manusia ada pertama kali dan dipraktikkan selama berabad-abad oleh hampir seluruh umat beragama. Berhubungan dengan orang suci yang memiliki semangat beragama, pengorbanan, dan mampu mengontrol nafsu makan. Puasa wajib pada bulan Ramadan, Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Baqarah ayat 183 ‘Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa’.

Puasa merupakan salah satu rukun Islam. Puasa dalam kajian ilmiah, puasa bermanfaat untuk kehidupan manusia. Misalnya, puasa efektif menurunkan berat badan serta puasa bisa menghambat penuaan dan memperpanjang umur.

“Fisiologi puasa, apa yang terjadi ketika kita berpuasa. Jadi secara teknis medis biologis kita masuk puasa setelah 8 jam terakhir kita makan. Kalau kita sahur jam 04.00, kurang lebih ditambah 8 jam, sekitar jam 12.00 kita sudah memasuki fase puasa. Jadi pencernaan itu mulai masuknya makanan, kemudian diproses (dikunyah) digerakan menuju pencernaan bagian bawah kemudian nanti akan diproses ke lambung dan nanti akan diserap atau diasumsi di usus halus itu kurang lebih 8 jam,” jelas Nanang Wiyono.

Semarakkan Ramadan 1443 H, PAI UNS Menggelar Tarawih Keliling

Setelah masuk puasa sumber energi yang digunakan pertama kali adalah glukosa, gula ini digunakan untuk tenaga. Kemudian 8 jam kadar gula di tubuh habis maka akan memecah lemak. Sehingga lemak akan digunakan sebagai sumber energi setelah kadar gula di dalam tubuh kita habis. “Kalau kita tidak puasa, kita capek kita akan minum es teh atau sesuatu yang manis itu untuk memulihkan tenaga. Padahal kalau kita sabar, kita tahan beberapa saat tubuh akan memecah lemak kita sehingga mengurangi cadangan lemak di tubuh kita,” tegas Nanang Wiyono.

Ketika berpuasa itu berbeda dengan kelaparan. Pasalnya kelaparan itu disebabkan oleh kondisi dan dalam jangka waktu tertentu, seperti sosial dan ekonomi. “Dimana kelaparan adalah tidak makan dan minum, sehingga sumber energi itu tidak cukup hanya memanfaatkan glukosa dan lemak berkurang, tapi bisa merusak atau mengambil protein yang akhirnya berbahaya bagi kesehatan tubuh,” ungkap Nanang Wiyono.

Sedangkan dalam puasa Ramadan umat muslim memiliki kesempatan untuk sahur dan berbuka. Sehingga jika berpuasa dalam jangka waktu tertentu dapat menurunkan berat badan dengan tetap memelihara otot.
Jadi dalam proses puasa ini kita juga akan mengalami detoks, pembuangan racun-racun yang ada dalam tubuh.

Nanang Wiyono juga menyampaikan kaitan antara puasa dan kesehatan otak. Karena pada sistem tubuh manusia otak ini bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk mengatur segala aktivitas tubuh, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Bahkan ketika seseorang tertidur otak akan tetap bekerja. “Puasa ini termasuk usaha yang mempengaruhi otak kita. Saat ini sudah berada di 14-15 hari berpuasa, dimana sudah menjadi lebih berenergi kemudian konsentrasi juga meningkat. Nanti setelah hari ke-16 berikutnya maka tubuh akan lebih bertenaga, konsentrasi, dan memperkuat memori kita,” pungkasnya.

Di akhir kajiannya Nanang Wiyono menyimpulkan, karena otak adalah yang mengatur tubuh, mental, dan perilaku manusia maka otak adalah target utama dari puasa. Puasa dapat meningkatkan kelenturan otak. Puasa adalah ibadah yang agung untuk mendapat ridha Allah SWT dan memiliki efek samping dapat menyehatkan tubuh. Humas UNS

Reporter: Erliska Yuniar Purbayani
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content