Search
Close this search box.

Dukung Hilirisasi dan Komersialisasi Penelitian, Perlu Pemetaan TRL Dosen UNS

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta gelar workshop pemetaan TRL (Technology Readliness Level) dan Spin-off Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Senin (26/09/2016). Bertempat di Pendhopo Ageng Hotel Dana Surakarta, workshop tersebut menghadirkan Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe dan Kepala Badan Pengelola Usaha (BPU) UNS Eddy Triharyanto.

Jumain Appe menjadi salah satu pembicara workshop nasional "Pemetaan TRL dan Spin-off Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat", Senin (26/09/2016).
Jumain Appe menjadi salah satu pembicara workshop nasional “Pemetaan TRL dan Spin-off Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat”, Senin (26/09/2016).

Dalam workshop yang dimulai sekitar pukul 09.00 tersebut, Jumain mengatakan peran dosen dalam menjalankan tridharma perguruan tinggi tidak hanya di bidang pendidikan saja, tapi juga berkewajiban melakukan penelitian. Hasil penelitian yang dilakukan, lanjut Jumain dapat dimanfaatkan lebih optimal dengan adanya pemetaan TRL. “TRL adalah ukuran tingkat kesiapan teknologi, suatu ukuran yang menunjukan seberapa siap suatu teknologi dapat diterapkan oleh pengguna atau calon pengguna,”ujar Jumain Appe.

Dengan adanya pemetaan TRL, setiap penelitan yang dilakukan dosen di Indonesia melalui Kemenristekdikti akan diidentifikasi level TRL-nya mulai 1-9. Jika level TRL 7, menunjukkan hasil penelitian yang dilakukan siap untuk dikomersialisasikan. Hal ini dilakukan guna menyukseskan program Hillirisasi dan Komersialisasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Kemenristekdikti. “Sekarang ini sedang digalakkan open innovation. Yang mana inovasi itu dilakukan tidak melulu dari hulu ke hilir. Tapi juga bias dari hilir ke hulu atau dari tengah,”terang Jumain dalam workshop pemetaan TRL (Technology Readliness Level) dan Spin-off Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Pada workshop kerja sama dengan Kemenristekdikti tersebut, Kepala BPU UNS Eddy Triharyanto juga turut memaparkan peran BPU dalam rangka mendukung hilirasasi dan komersialisasi hasil riset di lingkungan civitas akademika UNS. Untuk dapat melakukan komersialisasi hasil riset, lanjut Eddy, UNS sebenarnya sudah memiliki alur yang jelas. Yaitu setelah peneliti melakukan penelitian, hasil penelitiannya dipetakan oleh LPPM terlebih dahulu. Kemudian dari pemetaan tersebut akan dilakukan inkubasi. Jika hasil penelitian merupakan skala besar ataupun sudah layak komersial, maka akan masuk ke dalam BPU untuk dikomersialisasikan. [](afifah.red.uns.ac.id)

Scroll to Top
Skip to content