Seminar Nasional: Peningkatan Kapabilitas UMKM dalam Mewujudkan UMKM Naik Kelas

Ketua Panitia, Emy Widiyanti, ketika sampaikan pidato pembukaan dalam Seminar Nasional: Peningkatan Kapabilitas UMKM dalam Mewujudkan UMKM Naik Kelas di Ruang Seminar PUSDIKLAT UNS, Selasa (17/5/2016).
Ketua Panitia, Emy Widiyanti, ketika sampaikan pidato pembukaan dalam Seminar Nasional: Peningkatan Kapabilitas UMKM dalam Mewujudkan UMKM Naik Kelas di Ruang Seminar PUSDIKLAT UNS, Selasa (17/5/2016).

Pengembangan UMKM merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kapabilitas UMKM dalam rangka mewujudkan UMKM naik kelas. Pernyataan itulah yang dikeluarkan oleh Emy Widiyanti selaku ketua panitia dalam seminar nasional yang mengusung tajuk “Peningkatan Kapabilitas UMKM dalam Mewujudkan UMKM Naik Kelas”, Selasa (17/5/2016). Seminar nasional ini diselenggarakan oleh Pusat Studi Pendampingan Koperasi dan UMKM (PSP KUMKM) LPPM Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM RI sebagai salah satu dari rangkaian acara UNS SME’s Summit and Awards yang tahun ini telah memasuki tahun kelima. (Baca juga: 5th UNS SME’s Summit and Awards 2016)

Seminar yang diselenggarakan di Ruang Seminar PUSDIKLAT UNS ini menghadirkan Deputi Menteri Bidang Restrukturisasi Usaha Republik Indonesia, Yuana Sutyowati Barnas sebagai pembicara utama. Acara ini secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNS, Darsono. “Dengan adanya seminar ini, kita dapat mengetahui bagaimana masyarakat di Indonesia telah berkontribusi dalam UMKM, bagaimana peluang dan masalah yang ada terkait dengan kegiatan UMKM,” terang Darsono.

Dalam kesempatan ini, Yuana menerangkan tentang betapa petingnya peningkatan kapabilitas UMKM agar naik kelas atau menjadi UMKM high class, khususnya setelah Indonesia memasuki lingkup Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah berlaku mulai tahun 2015 lalu. Menurut Yuana, untuk memperkuat UMKM Indonesia di era MEA, pemerintah perlu melakukan peningkatan dan standardisasi produk-produk UMKM agar tidak kalah saing dengan produk negara ASEAN lainnya. Hal ini juga harus diiringi dengan peningkatan kualitas SDM serta penguasaan teknologi yang lebih canggih.

Selain itu, Yuana juga mengimbau agar masyarakat melakukan langkah “Bela” dan “Beli” produk UMKM. Gerakan ini merupakan sebuah aksi konkrit di lapangan yang hasilnya dapat langsung dirasakan oleh UMKM. Dengan “Bela”, produk UMKM dapat diperkuat ke akses yang lebih produktif serta efektif. Dengan “Beli”, masyarakat dapat menunjukkan aksi keberpihakan terhadap produk negara sendiri. “Kita beli produk bukan karena murah, tapi karena kita cinta bangsa kita sendiri,” ungkap Yuana. Tentunya, UMKM sebagai pelaku usaha juga harus memilki komitmen untuk terus berinovasi dalam menjalankan usahanya.

Dengan adanya acara ini, diharapkan mampu menghasilkan suatu rumusan strategi arahan dan pengembangan UMKM bagi semua pihak yang berkontribusi, baik itu pelaku UMKM sendiri maupun instansi, pemerintah, dan stakeholder lainnya.[] (anggiayu.red.uns.ac.id)

Skip to content