Visiting Lecture Prodi PGSD UNS Hadirkan Dosen Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia

Visiting Lecture Prodi PGSD UNS Hadirkan Dosen Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia

UNS — Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan kegiatan “Visiting Lecture Techno Educare #2”. Kegiatan ini turut mengundang Dr. Mazarul Hasan Mohamad Hanapi selaku Dosen Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Tanjong Malim, Malaysia. Acara berlangsung melalui Zoom Cloud Meeting dan turut disiarkan melalui kanal Youtube PGSD FKIP UNS.

Dr. Mardiyana, M.Si., selaku Dekan FKIP UNS dalam sambutannya menekankan pentingnya mempelajari kemajuan teknologi pada era revolusi industri 4.0 ini. Pandemi Covid-19 menuntut semua pihak untuk dapat memanfaatkan teknologi di semua lini, termasuk kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Harapan besar untuk terjalinnya pertukaran mahasiswa dan dosen antara FKIP UNS dan UPSI juga disampaikan Dr. Mardiyana.

“Sangat bagus kalau adik-adik mahasiswa bisa belajar secara langsung. Sehingga tidak hanya belajar ilmunya saja tetapi bagaimana belajar budaya di Malaysia. Praktik-praktik baik yang ada di Malaysia saya kira bisa dipelajari secara langsung,” ucap Dr. Mardiyana, Selasa (21/12/2021).

Acara berlanjut pada pemaparan yang disampaikan oleh Dr. Mazarul Hasan. Ia menyampaikan peran penting dari teknologi dalam meningkatkan tingkat pemahaman belajar siswa. Kehadiran teknologi tentu menarik minat siswa untuk belajar.

Berbagai macam fitur pembelajaran berbasis teknologi memberikan pengalaman pembelajaran yang berbeda untuk siswa. Teknologi membuka pemikiran kritis siswa terkait cara penyampaian pendidikan terkini. Kelebihan lain yang ditawarkan adalah penyelenggaraan waktu pembelajaran yang lebih fleksibel.

Dalam membangun pembelajaran berbasis digital, Dr. Mazarul Hasan mendorong seluruh pelaksana kegiatan pembelajaran memanfaatkan berbagai bentuk aplikasi yang tersedia. Di Malaysia, beberapa aplikasi seperti Google Classrom, Schoology, Edmodo, dan lainnya lazim digunakan sebagai sarana kegiatan belajar mengajar. Gambaran pembelajaran berbasis digital pun perlu untuk mengalami penyesuaian. Upaya ini diambil untuk menarik minat siswa dalam belajar.

Terdapat dua tantangan utama yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, yaitu keterampilan teknis dan perubahan sikap. Permasalahan teknis dapat diminimalisir dengan penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran berbasis digital yang cukup.

Visiting Lecture Prodi PGSD UNS Hadirkan Dosen Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia

“Kendala yang paling sulit untuk terlaksananya pembelajaran digital di sekolah adalah berkaitan dengan kemampuan murid itu sendiri. Sebab, di Malaysia, tidak semua orang tua itu mampu menyediakan kemudahan-kemudahan untuk anak-anak mereka,” terang Dr. Mazarul Hasan.

Tantangan berikutnya adalah perubahan sikap siswa yang berkaitan dengan proses adaptasinya. Adaptasi terhadap penggunaan teknologi dinilai memerlukan waktu yang berbeda bagi setiap orang. Menurut Dr. Mazarul Hasan, tidak semua orang mampu beradaptasi tepat waktu walaupun fasilitas penunjang yang diberikan telah tersedia.

Dr. Mazarul Hasan menutup pemaparannya dengan mendorong pengembangan kajian yang berkenaan dengan penggunaan teknologi dalam penyelenggaraan pembelajaran. Hal ini karena norma kehidupan yang berlangsung dalam dunia pendidikan telah ikut berubah seiring masuknya teknologi di dalamnya. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content